Vaksin Covid-19, Kini Jadi Kebutuhan Masyarakat Indramayu
PEMERINTAH Pusat dan daerah terus berupaya menyelamatkan masyarakat dari serangan Covid-19. Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah dengan memberikan vaksin Covid-19 ke masyarakat secara merata.
Menariknya, saat Pemerintah gencar melaksanakan program Vaksinasi Covid-19 di tengah masyarakat, tak sedikit kalangan masyarakat di bawah, terutama di pedesaan yang kurang, bahkan tidak merespon positif. Sehingga saat ada program vaksin covid-19 di desanya, mereka dengan berbagai alasan tidak mengikuti, bahkan ada yang menghindar.
Salah satu yang membuat sebagian
kecil masyarakat yang enggan mengikuti Vaksin Covid, adalah adanya Mitos yang
menyebutkan vaksin memiliki kandungan zat berbahaya. Bahkan ada isu negatif
yang jadi perbincangan kecil di tengah masyarakat, seperti adanya kematian
mendadak setelah divaksin. Mitos itu akhirnya mulai mereda, setelah banyak
edukasi kesehatan kepada masyarakat, bahwa itu sangat tidak benar.
Karena Vaksin sendiri diproduksi massal dengan memenuhi syarat utama yakni
aman, efektif, stabil, dan efisien dari segi biaya. Artinya vaksin melewati
proses produksi yang panjang. Setelah dinyatakan aman, dipakai oleh masyarakat
luas di bawah monitoring BPOM, maka Vaksin itu
justru dibutuhkan masyarakat,
supaya terhindar dari Covid-19.
Nyatanya, setelah vaksin itu banyak diikuti oleh masyarakat di daerah, kini pandemi Covid-19 di daerah-daerah semakin menurun. Salah satunya di wilayah Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Indramayu. Dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, kini menurun menjadi PPKM Level 2.
Selain, berdampak positif untuk menghindari serangan Covid-19 di tubuhnya, sertifikat vaskin Covid-19 juga ternyata banyak dibutuhkan warga untuk beraktivitas diluar rumah. Sehigga, kini Vaksin Covid-19 sudah menjadi kebutuhan masyarakat, baik di perkotaan maupun pendesaan. Pelaksanaan vaksinasi covid-19 yang dilaksanakan di Puskesmas, instansi pemerintah, ponpes maupun lainnya, kini banyak diserbu warga. Mereka sudah mulai sadar akan pentingnya mengikuti vaksin covid-19.
Sertifikat vaksin sendiri, kini sudah dalam bentuk elektronik sendiri merupakan versi modern yang sudah terintegrasi dengan sistem E-HAC (Electronic – Health Alert Card), yaitu Kartu Kewaspadaan Kesehatan. Dengan adanya Kartu tanda vaksin ini, menjadi bukti jika seseorang telah malaksanakan vaksinasi Covid-19, sekaligus menjadi syarat wajib untuk berbagai kegiatan. Salah satunya saat melakukan perjalanan jauh.
Setelah menerima suntik vaksin, warga banyak yang langsung mendownload sertifikat vaksin covid-19 dan simpan pada memori ponsel. Alasannya karena sertifikat menjadi syarat saat menjalankan sejumlah kegiatan di daerah, terutama saat PPKM.
Sertifikat vaksin juga dibutuhkan warga, saat mereka ingin melakukan perjalanan dengan Pesawat, Kereta Api, maupun Bus. Mereka harus melampirka sertifikat vaksin COVID-19 sebagai syaratnya.
Di Kabupaten Indramayu sendiri, Bupati Nina Agustina tampak gencar mengajak warganya untuk mengikuti Vaksin. Namun orang nomor satu di Indramayu itu, tetap meminta warganya supaya mematuhui protokol kesehatam “Selain mengikuti Vaksin, masyarakat juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan, dan dalam kondisi sehat,” tegas Bupati Nina saat memonitor di lapangan pelaksanaan Vaksin.
Selain menjadi syarat perjalanan, sertifikat Vaksin juga dibutuhkan saat menggelar acara nikah.
Percepatan Vaksinasi Covid-19 di Indramayu Menggembirakan
Gencarnya Vaksinasi Covid-19 dari berbagai lini di seluruh wilayah Kabupaten Indramayu, membuahkan hasil yang menggembirakan. Kabar baik ini didapat setelah Data Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar), baru-baru ini, merilis cakupan percepatan vaksinasi di Jawa Barat dalam seminggu terakhir.
Dalam rilis tersebut, Kabupaten Indramayu masuk dalam 5 besar Kabupaten/Kota Kenaikan Persentase Cakupan Vaksinasi 7 Hari Ke Belakang bersama Kota Bogor dan Kota Cimahi.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Indramayu dr. Deden Bonni mengatakan, Indramayu masuk dalam peringkat 5 besar tingkat provinsi dalam 7 hari ke belakang, pertumbuhan (Growth) Cakupan Vaksinasi di Indramayu mencapai 9,75 persen.
“Cakupan vaksinasi 7 Hari ke belakang 9,75 persen. Cakupan saat ini 10,76 persen. Sedangkan pertumbuhan cakupan vaksinasi 10,33 persen,” katanya.
Deden menjelaskan, kenaikan cakupan vaksinasi ini tidak terlepas dari arahan Bupati Indramayu Nina Agustina Da’I Bachtiar agar melakukan vaksinasi covid-19 seluas-luasnya kepada masyarakat Indramayu di berbagai sektor. Maka, atas dasar itu, sejak seminggu yang lalu, pihaknya (Red: Dinkes) menambahkan jumlah vaksin dari berbagai sumber, tempat/sentra vaksinasi, kecepatan dari fasilitas kesehatan yang sudah ada, serta menambah jumlah fasilitas kesehatan yang melakukan vaksinasi tersebut.
“Kita menambah jumlah fasilitas kesehatan yang melayani vaksinasi baik FKTP (klinik) maupun FKTL (rumah sakit). Dari yang semula hanya di Puskesmas dan RS Bhayangkara saja, kini di beberapa rumah sakit serta klinik juga melakukan vaksinasi Covid-19,” katanya.
Menurut Deden, saat ini ada 10 rumah sakit dan 8-10 klinik yang tersebar di wilayah Kabupaten Indramayu sudah mulai aktif melakukan vaksinasi di sentra-sentra vaksinasi yang dibuat seperti sekolah, kantor dan lain-lain. Sedangkan kecepatan vaksinasi/kuota pelayanan dari fasilitas kesehatan yang sudah ada juga ditambahkan dari yang semula hanya 100 orang/hari, kini menjadi 150-200/hari yang bisa dilayani.
Deden mengakui, naiknya cakupan vaksinasi ini tidak terlepas dari koordinasi yang baik antara Pemkab Indramayu dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Indramayu, pihak swasta, juga adanya kesadaran di masyarakat yang menginginkan vaksinasi untuk dirinya.
“Alhamdulillah. Dalam seminggu terakhir ini jumlah masyarakat yang ingin divaksin meningkat,” tuturnya.
Dalam kesempatan ini, Deden mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bahu-membahu mensukseskan vaksinasi Covid-19 secara massal, khususnya kepada sukarelawan yang berasal dari Akper Saifuddin Juhri, Polindra, dan Stikes Indramayu yang telah membantu menyumbangkan tenaganya melakukan vaksinasi kepada masyarakat.
Sementara itu, data dari Pikobar menyebut, 5 besar Kabupaten/Kota Cakupan Vaksinasi 7 Hari ke Belakang adalah Kota Bogor, Kota Cimahi, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Sumedang.
Sedangkan 5 Kabupaten/Kota dari papan bawah adalah Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Ciamis. Rata-rata di 5 kabupaten/kota tersebut pertumbuhan cakupan vaksinasinya antara 3-6 persen.
Semoga saja, program Vaksin terus meningkat pesat di berbagai pelosok daerah di Jawa Barat, sehingga masyarakat sudah merata menikmati Vaksin Covid-19 dan terhindar dari virus yang mematikan ini. (makali kumar).