News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

GOCEKAN POLITIK CAK IMIN : PKB, PKS DAN JALAN KETIGA PILPRES 2024.

GOCEKAN POLITIK CAK IMIN : PKB, PKS DAN JALAN KETIGA PILPRES 2024.

 

Oleh.  H. Adlan Daie

Pemerhati politik.dan sosial keagamaan.

Dalam metafor Hendri Satrio, pendiri lembaga survey "Kedai kopi" Cak Imin - demikian ia menyebutnya - ibarat pemain bola memiliki skill "gocekan" politik yang layak diamati setiap jelang pilpres mulai dari "gocekan" politik mendorong Rhoma Irama sebagai capres PKB (2014), tiba tiba "di injure time" menggolkan KH. Makruf Amin sebagai cawapres Jokowi (2019) dan kini memainkan "gocekan" bola koalisi "semut merah", yakni PKB dan PKS sebagai jalan ketiga pilpres 2024.

Bagi aktivis NU "bersumbu pendek" seperti Nurul Aziziah, penulis buku "Muslimat NU di sarang Wahabi" gocekan Cak Imin menggiring PKB dan PKS dalam satu perahu koalisi politik dipandangnya bahwa Cak Imin telah "melenceng" dari NU, ormas Islam yang membidani kelahiran PKB. Nurul Azizah meletakkan PKB harus "bermusuhan" dan tidak ada jalan kompromistis dengan PKS, partai yang ditudingnya selalu menyudutkan NU.

Terlepas dari sudut pandang "hitam putih" Nurul Azizah di atas dalam konstruksi penulis minimal ada tiga perspektif.yang saling berkelindan satu sama lain dalam membaca "gocekan" politik Cak Imin terkait inisiasinya menggiring koalisi PKB dan PKS sebagai jalan ketiga pilpres 2024, yaitu :

Pertama, Cak Imin satu dari sedikit kader muda NU pada tahun 1998 yang terlibat intens dalam desain konsepsi dasar politik PKB.  Karena itu, dalam posisi politiknya saat ini sebagai ketua umum PKB tentu mengerti "lahir batin" arah perjuangan politik PKB mulai dari level prinsip, strategis dan pilihan taktis politiknya. Inisiasi koalisi PKB dan PKS  di atas adalah bagian dari pilihan politik taktis Cak Imin dalam ikhtiar membangun jalan ketiga plpres 2024.

Kedua, dalam update tulisan Cak Imin berjudul "Politik Jalan Tengah Islam Rahmatan Lil 'Alamin" (Sindo, 27/5/2022) mengirim pesan bahwa Pilpres 2014 dan 2019 telah memberi pelajaran berharga bahwa pilpres bersifat "head to head" sungguh menyisakan luka batin sesama anak bangsa yang membelah secara sosial dan tidak dapat disembuhkan sekedar jalan solusi elitis dengan mengajak Prabowo Sandi, kompetitor politiknya, bergabung dalam kabinet Jokowi Makruf amin. Jalan ketiga pilpres 2024 yang ditempuh Cak Imin bagian dari solusi mengakhiri pembelahan sosial dan sisa luka batin di atas.

Ketiga, koalisi PKB dan PKS  di atas juga mengirim pesan bahwa politisi."santri" dan partai partai berbasis massa "umat" tidak boleh selalu "mengekor" pada faksi politik "nasionalis" dalam peta kontestasi politik nasional. Mental "inlander" dan tidak percaya diri para politisi santri berhadapan dengan "priyayi pokitik" hendak dibongkar dan diakhiri oleh Cak Imin sekurang kurangnya dalam kontestasi pilpres 2024 para politisi  santri 'berdiri sama tinggi, duduk sama rendah" dengan para "priyayi politik" dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan umum melalui kontestasi politik.

Dalam tiga konstruksi di atas itulah penulis membaca "gocekan" politik Cak Imin dalam inisiasi politiknya menggiring koalisi PKB dan PKS dalam pilpres 2024. Sayangnya "gocekan" politik canggih Cak Imin di atas kurang fasih dinarasikan secara "branded" oleh instrument PKB dibawahnya sehingga gaungnya belum menjadi arus utama dalam perbincangan politik nasional dan kemungkinan belum memberi effect elektoral bagi perluasaan basis politik  PKB.


Wallahu a'lamu bish showab (*)

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.