News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

GUS MUHAIMIN THE REAL POLITICIAN NU

GUS MUHAIMIN THE REAL POLITICIAN NU

 


Oleh. : H. Adlan Daie

Pemerhati politik dan sosial keagamaan.


Prof. Dr. Syafie Ma'arif, salah satu guru bangsa yang baru saja wafat (jum'at,  27/5/2022) semasa hidupnya pernah menyebut Gus Muhaimin "You are The Real Politician", anda politisi sejati (Detiknews 18 l8/2018)?

Terlepas dari konteks saat Buya Syafie Ma"arif mengucapkan "The Real Politician" untuk  mendeskripsikan kepiawaian "political game" Gus Muhaimin tulisan ini sedikit hendak meletakkan konstruksinya pada level perjuangan politik Gus Muhaimin sebagai politisi dari representasi politik santri atau sebutlah "The Real Politician NU". Secara singkat, yaitu :

Pertama, fakta historis.yang selama ini hilang dalam buku buku sejarah tentang fatwa "rResolusi jihad NU" KH. Hasyim Asy'ary, Rois Akbar NU, 22 Oktober untuk pertama kalinya diangkat Gus Muhaimin dalam benruk "show off force" kirab resolusi jihad (2011) perjalanan darat Surabaya Jakarta. Dari sini titik start perjuangan politik Gus Muhaimin dimulai hingga akhirnya menjadi inspirasi ditetapkannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional (HSN) dalam keputusan Presiden (Keppres)  no. 22 tahun 2015.

Kedua, perjuangan disahkannya UU no.18 tahun 2018 tentang pesantren. PKB adalah "key player", pemegang peran kunci sejak proses inisiasi, perumusan legal drafting dan proses politiknya hingga penetapannya dalam Undang Undang. Inilah jawaban konkrit PKB atas perjuangan panjang bertahun tahun ketika.negara "abai" atas eksistensi pesantren sebagai khazanah kekayaan kultural pendidikan Islam di Indonesia selama ini ibarat "anak tiri" dalam sistem pendidikan nasional.

Effect dahsyat dari keberhasilan ditetapkannya Hari.Santri Nasional (HSN) dan Uu tentang Pesantren di atas di mana PKB dan Gus Muhaimin "The Real Politician NU" dibalik inisiasi dan perjuangan politiknya telah menandai bangkitnhya politik santri dalam relasi politik negara yang dulu akibat hegemoni rejim orde baru terpinggirkan. Kaum santri tidak lagi menjadi "warga kelas dua" secara mental dalam pergaulan kewarganegaan bahkan menjadi variabel penting penentu arah kebijakan negara.

Fakta fakta politik di atas iitulah yang sulit menyembunyikan sebuah pertanyaan "Nikmat Tuhan yang manalagi hendak didustakan dari perjuangan politik Gus Muhaimin dan PKB sebagai instrument perjuangan polirik praktis NU" di.mana dua identitas kultural NU, yakni Santri dan Pesantren telah "built in" dalam pengakuan formal negara dengan segala dampak maslahat turunannya bagi Nahdliyin di level akar rumput.

IItu pula yang hendak ditegaskan ulang dalam narasi KH.Imam Jazuli, pengasuh pesantren "bina insan mulia" Cirebon dalam vidio yang viral di platform media sosial dengan tekanan suara "full power" bahwa "pengaruh PKB jauh lebih besar dampaknya dibanding pesantren saya. Karena itu saya ikhkas totalitas berjuang bersama PKB karena PKB alat perjuangan polirik untuk maslahat santri, pesantren dan warga NU  di seluruh Indonesia bahkan warga bangsa seluruhnya", ujarnya.


Tabik !!!

Wassalam.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.