News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

TANTANGAN BERAT NINA DAN PETA KANDIDAT MENUJU PILKADA INDRAMAYU 2024.

TANTANGAN BERAT NINA DAN PETA KANDIDAT MENUJU PILKADA INDRAMAYU 2024.

 


Oleh. : H. Adlan Daie.

Pemerhati politik dan sosial keagamaan.

Sebagai "incumbent" atau petahana bupati yang sedang menjabat Nina Agustina pastlah memiliki kendali ke jaringan birokrasi, mudah membuka akses politik ke rumpun pemilih melalui kegiatan formal, kunjungan kerja atau kegiatan hiburan seperti lomba mancing dll. Baliho besar tampilan foto Nina dengan mudah ditemukan di instansi perkantoran di seluruh wilayah Indramayu. Iklan iklan penghargaan bisa diekspose satu halaman koran dll.

Pola pola "tradisional" penggunaan jaringan birokrasi secara "militeristik" dan rekayasa penggiringan massa di atas selain tidak memadai lagi - juga miskin narasi, malas dan tidak kreatif "menjahit" asa publik dan, mengutip perspektif Benedict Anderson dalam bukunya " Imajined Community", pola kampanye di atas tidak connected dengan "the new hope" atau harapan baru yang diimajinasikan publik.

Empat kali pilkada serentak di Indonesia menunjukkan konsistensi bahwa bupati "petahana" mengalami trend penurunan keterpilihan atau bukan favorit dominan untuk dipilih kembali justru karena publik merasa tidak tersambung lagi harapannya. Data pilkada serentak 2015 sebesar 37% petahana tidak terpilih kembali. Di pilkada serentak  2017 (38%) dan di pikada serentak 2018 (39%) serta di pilkada serentak terakhir tahun  2020 petahana tidak terpilih kembali sebesar 42%. Konsisten turun dan sinyal untuk "hati hati".

Peta demografis pemilih indramayu berdasarkan hasil FGD  !Fokus Group Discussion) penulis dengan mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang melakukan riset prilaku pemilih di Indramayu (April, 2022) dan riset penulis bersama  lembaga survey profesional (2021) menunjukkan hal hal sebagai berikut :

Pertama, dari segi usia atau generasi peta pemilih di Indramayu, yakni generasi Z (usia 17 - 24 tahun) sebesar 9, 8%, generasi milenial ( usia 25 - 30 tahun) sebesar 31,8%, generasi X ( usia 40 - 54 tahun) sebesar 38,7%, dan generasi "boomer ( usia 54 tahun ke atas) sebesar 19,8% dengan pengguna "smartphone" aktif  sebesar 78% dari  gabungan generasi Z, milenial dan X. Komparasi desa - kota tidak terpaut jauh akibat penetrasi penggunaan media sosial.

Kedua, dari sisi prilaku pemilih dengan perbandingan gender laki laki perempuan berimbang (50% sebesar 68% pemilih bersifat "otonom", yakni memilih atas pertimbangan pribadi (keterpengaruhan kekerabatan dan sosial group 31%), mengikuti ajakan tokoh agama 3,%, kepala desa 3,6%, dan birokrasi 1,8%.

Pengaruh "politik uang" 18% dan sebesar 19% menentukan pilihannya  H - 7 sd hari H pencoblosan.

Potret data demografis pemilih Indramayu di atas di mana rumpun pemilih gabungan "generasi Z" dan "generasi milenial" (sebesar 41%) dengan karakter menurut penelitian Boston Consulting Group (BCG - 2017) mereka tipologi pemilih "gampang bosan,,"no gadget no life" dan serba "ingin cepat" menikmati hasil kinerja pemerintah, infra struktur publik baik dan nyaman. 

Apabila respon Nina lambat menjawab tantangan "prilaku pemilih" seperti di atas Nina potensial bisa "ambyar" menuju 2024. Rejim politik elektoral hari ini sulit ditundukkan oleh arogansi kekuasaan birokrasi apalagi jika pilpres 2024 tujuh bulan sebelum pilkada dimenangkan koalisi politik di luar "patron" politik Nina.

Lalu siapa kemungkinan pesaing terberat Nina menuju pilkada 2024 ?  Nama H Syaefudin,  Lucky Hakim dan dua nama generasi "the new hope" santri, yakni Tabroni (Kampus hijau kaplongan) dan Amroni ( ketua DPC PKB Indramayu) memiliki potensi magnet elektoral yang mudah digerakkan karena semangat jamannya memanggil.

Tulisan edisi berikutnya akan penulis paparkan peta potensi elektoral.mereka secara lebih detail.

Wallahu a'lamu bish shawab.

Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.